Minggu, 20 Maret 2011

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A. WAWANCARA

  • Wawancara telah diakui sebagai teknik pengumpulan data atau informasi yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi.
  • Wawancara adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana.
  • Wawancara memungkinkan analis sistem mendengar tujuan-tujuan, perasaan, pendapat dan prosedur-prosedur informal dalam wawancara dengan para pembuat keputusan organisasional.
  • Analis sistem menggunakan wawancara untuk mengembangkan hubungan mereka dengan klien, mengobservasi tempat kerja, serta untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan kelengkapan informasi. Meskipun e-mail dapat digunakan untuk menyiapkan orang yang diwawancarai dengan memberi pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan temuan, namun akan lebih baik bilawawancara dijalankan secara personal bukan elektronis.

Lima langkah persiapan wawancara :

1.Membaca materi latar belakang
2.Menetapkan tujuan wawancara
3.Memutuskan siapa yang diwawancarai
4.Menyiapkan orang yang diwawancarai
5.Menentukan jenis dan struktur pertanyaan

Ada dua jenis pertanyaan dalam wawancara :

a) Pertanyaan Terbuka (Open – Ended)

Pertanyaan terbuka menggambarkan pilihan bagi orang yang diwawancarai untuk
merespons. Mereka terbuka dan bebas merespons. Respons dapat berupa dua kata atau dua paragraf. Contoh pertanyaan terbuka :
- Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi bisnis ke bisnis ecommerce di peusahaan Anda?
- Apa tujuan terpenting departemen Anda ?

b) Pertanyaan Tertutup (Close – Ended)

Pertanyaan tertutup membatasi respons orang yang diwawancarai. Pertanyaan tertutup seperti dalam soal-soal pilihan ganda dalam ujian. Anda diberi suatu pertanyaan dengan lima jawaban, namun tidak punya kesempatan menulis tanggapan Anda sendiri. Jenis pertanyaan tertutup khusus lainnya ialah pertanyaan dua pilihan. Jenis pertanyaan ini membatasi orang yang ditanya karena hanya memungkinkan untuk memilih salah satu dari dua pilihan, seperti ya atau tidak, benar atau salah, setuju atau tidak setuju. Contoh pertanyaan tertutup :
- Berapa lama dalam seminggu gudang informasi proyek diperbaharui?
- Rata-rata berapa kali panggilan yang diterima pusat panggilan setiap bulannya ?

Struktur-struktur pertanyaan :

a) Struktur Piramid

Dengan menggunakan bentuk ini, penanya mulai menanyakan pertanyaan-pertanyaan mendetail, biasanya berupa pertanyaan tertutup. Kemudian penanya memperluas topik dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka dan membuka respons-respons yang
lebih umum. Contohnya :
- Bagaimana masalah yang Anda alami dengan firewall ?
- Apakah Anda mempertimbangkan metode-metode lain untuk
meningkatkan keamanan data-data perusahaan ?

b)Struktur Corong

Struktur ini memulai wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan umum dan terbuka, lalu membatasi respons dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan yang lebih mendetail dan tertutup. Contohnya :
- Bagaimana reaksi Anda terhadap pencarian berbasis Web yang baru?
- Item-item apa yang tersedia untuk pembelian lewat situs ?

c)Struktur Berbentuk Wajik

Struktur ini harus dimulai dengan suatu cara khusus, kemudian menentukan hal-hal yang umum, dan akhirnya mengarah pada kesimpulan yang sangat spesifik. Contohnya :
- Sebutkan lima jenis informasi yang dibawa layanan penggunaan website secara gratis seperti yang Anda gunakan.
- Sebutkan nilai-nilai penggunaan komputer bagi Anda sebagai seorang Webmaster.

Kelebihan teknik wawancara :
  1. Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
  2. Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
  3. Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
  4. Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.

Kekurangan teknik wawancara :
  1. Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
  2. Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.
  3. Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tenpat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan rmai.
  4. Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.

JOINT APPLICATION DESIGN (JAD)

Pendekatan altrenatif untuk mewawancarai pengguna satu demi satu disebut JAD, yang dikembangkan oleh IBM. Latar belakang digunakannya JAD adalah untuk :
  • menyingkat waktu (sekaligus biaya) yang diperlukan dalam wawancara.
  • meningkatkan mutu hasil informasi yang diperoleh.
  • menciptakan identifikasi lebih banyak pengguna dengan system informasi baru sebagai hasil proses-proses yang partisipatif.

Sesi JAD terdiri dari berbagai partisipan :
1.Penganalisis.
2.Pengguna.
3.Pihak eksekutif.
4.Pengamat.
5.Notulen.

Kelebihan penggunaan JAD untuk menjalankan wawancara tradisional :
  1. Menghemat waktu wawancara tradisional empat-mata.
  2. Memungkinkan perkembangan yang cepat. Pada wawancara pengguna tidak dapat dijalankan secara bertahap selama beberapa minggu atau bulan, perkembangan bisa berlanjut jauh lebih cepat.
  3. Kemungkinan pengembangan kepemilikan sistem informasi. Sebagai penganalisis, kita selalu berusaha melibatkan pengguna dan mendorong pengguna mengambil lebih dulu kepemilikan sistem yang kita rancang.
  4. Pengembangan desain yang kreatif.

Kekurangan JAD :
  1. JAD membutuhkan komitmen waktu sepenuhnya dari 18 sampai 20 partisipan.
  2. Jika persiapan setiap sesi JAD tidak cukup memadai, atau bila laporan tindak lanjut serta dokumentasi untuk spesifikasi-spesifikasi tertentu tidak lengkap. Sehingga hal-hal yang berhubungan dengan desain menjadi kurang begitu memuaskan.
  3. Keahlian-keahlian organisasi dan budaya organisasi yang diperlukan tidak cukup dapat dikembangkan sehingga memungkinkan upaya-upaya bersama yang lebih produktif dalam menyusun JAD.

B. OBSERVASI

  • Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan.
  • Melalui observasi penganalisis dapat memperoleh pandanganpandangan mengenai apa yang sebenarnya dilakukan, melihat langsung keterkaitan diantara para pembuat keputusan di dalam organisasi, memahami pengaruh latar belakang fisik terhadap para pembuat keputusan, menafsirkan pesan-pesan yang dikirim oleh pembuat keputusan lewat tata letak kantor, serta memahami pengaruh para pembuat keputusan terhadap pembuat keputusan lainnya.

Untuk mengamati perilaku para pembuat keputusan, penganalisis system juga harus mengamati lingkungan di sekitar mereka. Beberapa unsure konkret di lingkungan pembuat keputusan bisa diamati dan diterjemahkan. Unsur-unsur ini meliputi :

1.Lokasi kantor.
2.Penempatan meja pembuat keputusan.
3.Alat tulis kantor.
4.Properti seperti komputer dan kalkulator.
5.Jurnal dagang dan Koran.
6.Pencahayaan dan warna.
7.Cara berpakaian oleh pembuat keputusan.

Kelebihan teknik observasi :
  1. Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi.
  2. Penganalisis melalui observasi dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan. Pekerjaan-pekerjaan yang rumit kadang-kadang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Melalui observasi, penganalisis dapat mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang tidak tepat yang telah digambarkan oleh teknik pengumpulan data yang lain.
  3. Dengan observasi, penganalisis dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak fisik perlatan, penerangan, gangguan suara, dsb.
Kekurangan teknik observasi :

  1. Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaanya dengan tidak semestinya.
  2. Pekerjaan yang sedang diobservasi mungkin tidak dapat mewakili suatu tingkat kesulitas pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu dilakukan.
  3. Observasi dapat mengganggu pekerjaan yang sedang dilakukan.
  4. Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan sering menutupi kejelekannya.

C. DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER)

  • Suatu daftar yang berisi dengan pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan penganalisis untuk mengumpulkan data mengenai sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik dari orang-orang utama di dalam organisasi serta pendapat dari responden yang dipilih.
  • Kuesioner sangat bermanfaat jika orang-orang di dalam organisasi terpisah saling berjauhan, yakni orang-orang yang terlibat proyek sistem, sehingga tinjauan secara keseluruhan diperlukan sebelum merekomendasikan alternatif lainnya.

Kelebihan teknik kuesioner :
  1. Kuesioner baik untuk sumber data yang banyak dan tersebar.
  2. Responden tidak merasa terganggu, karena dapat mengisi kuesioner dengan memilih waktunya sendiri yang paling luang.
  3. Kuesioner secara relatip lebih efisien untuk sumber data yang banyak.
  4. Karena kuesioner biasanya tidak mencantumkan identitas responden, maka hasilnya dapat lebih objektif.

Kekurangan teknik kuesioner :
  1. Kuesioner tidak menggaransi responden untuk menjawab pertanyaan dengan sepenuh hati.
  2. Kuesioner cenderung tidak fleksibel, artinya pertanyaan yang harus dijawab terbatas yang dicantumkan di kuesioner saja, tidak dapat dikembangkan lagi sesuai dengan situasinya.
  3. Pengumpulan sampel tidak dapat dilakukan secara bersama-samadengan daftar pertanyaan, lain halnya dengan obeservasi yang dapatsekaligus mengumpulkan sample.
  4. Kuesioner yang lengkap sulit untuk dibuat.


D. PENGAMBILAN SAMPLE

  • Pengambilan sampel (sampling) adalah pemilihan sejumlah item tertentu dari seluruh item yang ada dengan tujuan mempelajari sebagian item tersebut untuk mewakili seluruh itemnya.
  • Sebagian item yang dipilih disebut sampel-sampel (samples). Sedang seluruh item yang ada disebut populasi (population).

Cara pengambilan sampel :
1. Pengambilan sampel secara keputusan (judgemental sampling) Adalah penentuan sampel dan pemilihan masing-masing item sampelnya diambil dengan dasar keputusan yang masuk akal menurut si pengambil sampel.

2. Pengambilan sampel secara statistik (statistical sampling) Pengambilan sampel didasarkan secara random, sehingga semua itemitem di populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel.

Sumber :
(internet) Analisis Sistem (Analisis dan Perancang SI)

Jumat, 18 Maret 2011

Tahapan-Tahapan Penulisan Ilmiah

Berikut adalah tahapan-tahapan pada penulisan ilmiah :

  1. Tahap Pemilihan Topik atau Pokok Bahasan
  2. Tahap Pengumpulan Informasi dan Bahan
  3. Tahap Evaluasi Informasi dan Bahan
  4. Tahap Pengelolaan Pokok-pokok Pikiran
  5. Tahap Penulisan
  6. Tahap Penyuntingan

Hal penting dalam penulisan ilmiah :
  1. Gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah harus jelas dan tepat dalam penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal.
  2. Teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan.
  3. Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar.
  4. Karena bersifat reproduktif, penerima pesan harus mendapat kopi yang sama dengan si pemberi pesan.
  5. Karena bersifat impersonal, tulisan ilmiah tidak boleh menggunakan pernyataan yang menggunakan kata ganti penulisnya.
  6. Dalam tulisan ilmiah, sering digunakan kalimat pasif.
  7. Pembahasan secara ilmiah mengharuskan kita berpaling kepada pengetahuan-pengetahuan ilmiah sebagai premis argumentasi (sumber kutipan).
  8. Teknik notasi ilmiah dapat menggunakan catatan kaki, tapi lebih disarankan menggunakan teknik kutipan dan umber rujukan.

Keterampilan yang diperlukan dalam menulis ilmiah :
  1. Keterampilan bahasa (ejaan, pilihan dan bentikan kata, kalimat, paragraf)
  2. Keterampilan penyajian (sistematika penyajian judul, subjudul, sub-subjudul)
  3. Keterampilan perwajahan (format, ukuran kertas, jenis kertas, tipe huruf, penjilidan, bibliografi, apendiks, lampiran).




Sumber :
http://xndyx.blogspot.com/2010/05/tahap-penulisan-ilmiah.html

METODE ILMIAH

Apa itu metode ilmiah?

Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Metode ilmiah pun dapat diartikan sebagai prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara tekhnis untuk memperoleh pengetahuan baru atau menegembangkan pengetahuan yang ada. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis.

Menurut Almadk (1939), "metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatuinterelasi."

Adapun menurut Barnamid (1994:85), “metode dalah suatu sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu, maka usaha pengembangan metode itu sendiri merupakan syarat mutlak."

Para ilmuwan dan filsuf memberikan pula berbagai perumusan mengenai pengertian metode ilmiah. George Kneller menegaskan bahwa metode ilmiah merupakan struktur rasional dari penyelidikan ilmiah yang disitu pangkal-pangkal duga disusun dan diuji. Harold Titus menyatakan pula bahwa metode ilmiah merupakan proses atau langkah untuk memperoleh pengetahuan.

Unsur- unsure metode ilmiah

1.    Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi; dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.

2.    Prediksi dari hipotesis
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Sedangkan, Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau observasi suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas.

3.    Eksperimen
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut.

4.    Evaluasi dan pengulangan
Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu.

Kriteria Metode Ilmiah

Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai  kriteria sebagai berikut:

1.    Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.

2.    Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.

3.    Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta member! arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.

4.    Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.

5.    Menggunakan Ukuran Obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.

6.    Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating

Langkah-Langkah Metode Ilmiah

Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu dalam Metode ilmiah bekerja, seperti di bawah ini.

1.    Perumusan masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah?

• Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
•Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
•Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.

2.    Penyusunan kerangka berfikir
Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hpotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan kerangka berfikir ini di susun secara rasional berdasarkan permis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan factor- factor empiris yang relevan dengan permasalahan.

3.    Perumusan hipotesa
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.

•Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis.
•Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen.

4.    Pengujian hipotesa
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.

Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.

•Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
•Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
•Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
•Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.

5.    Penarikan kesimpulan
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.

•Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
•Jangan ubah hipotesis
•Jangan abaikan hasil eksperimen
•Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
•Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
•Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.


Sumber :
http://khaerul21.wordpress.com/2009/03/25/metode-ilmiah/
http://agus.blogchandra.com/apakah-yang-dimaksud-dengan-metode-ilmiah/

Jumat, 11 Maret 2011

8. Component Digram - Winbrello

Component Digaram adalah digaram yang menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen piranti lunak dan (termasuk) ketergantungan (dependency) diantaranya. Komponen piranti lunak yang dimaksud pada component diagram adalah modul yang berisi code (baik berisi source code maupun binary code), library maupun exexutable, baik yang muncul pada compile time, link time maupun run time.

Contoh Program :


Logika Program :

Disini adalah sebuah Web Server didalam dunia maya yang mempuyai bagian program diantaranya yaitu web sevicer, app server dan database. Yang sangat berhungungan dengan sang pengakses data yaitu tak lain lagi adalah PC/Browser.

7. deployment Diagram - Winbrello

Deployment Diagram adalah diagram yang menggambarkan detail bagaimana komponen di-sebar (di-deploy) kedalam infrastruktur sistem, dimana komponen akan terletak (pada mesin, node, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal.

Contoh Program :



Logika Program :

Pada pemakaian jaringan LAN dalam sebuah ruangan, Switch menghubungkan semua PC (komputer) dan tak ketinggalan perangkat keras pendukung lainnya yaitu diantaranya Printer dan Modem. Modem disini berfungsi menghubung ke Server.

6. Activity Diagram - Winbrello


Activity Diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, menggambarkan bagaimana ?how? setiap alir berawal, pilihan keputusan yang mungkin terjadi, dan bagaimana setiap alir tersebut berakhir. Activity Diagram dapat juga menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi, dan memperesentasikan satu atau lebih Use Case.

Contoh Program :
  

Logika Program :

Diawali aktifititas mahasiswa mendaftarkan diri kepetugas loket lalu mengambil blako pembayaran, lalu mendapatkan materi dari instruktur berupa, data instruktur, data peserta, mengelola data, dan jadwal. Kemudian langsung mengikuti kursus yang telah admin berikan.


5. State Diagram - Winbrello


State Diagram atau State Transition Diagram adalah suatu diagaram yang menunjukan/menggambarkan kejadian pembentukan atau pemberian sebuah class, menggambarkan suatu kejadian transisi dan perubahan keadaaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat stimulasi yang diterimanya. State Transition Diagram diciptakan untuk objek-objek yang secara signifikan mempunyai sifat/behavior dinamis. Satu class dapat memiliki lebih dari satu state diagram.

contoh : (proses pembuatan)

4. Use Case Diagram - Winbrello

Use Case Diagram dibuat untuk memvisualisasikan/menggambarkan hubungan antara Actor dan Use Case. Use Case adalah suatu pola atau gambaran yang menunjukan kelakukan atau kebiasaan sistem. Setiap Use Case adalah suatu urut-urutan (sequence) transaksi yang saling berhubungan dan dilakukan oleh sebuah actor dan sistem dalam bentuk sebuah dialog.

contoh :

Logika :

Mahasiswa terlebih dahulu men-Daftar diri kepada petugas loket lalu mem-bayar biaya untuk Khrsus, setelah itu bagian Intruktur menyampaikan atau memberikan jadwal-nya. Dan bagian yang Mengelola data para perserta yang mengambil kursus berkerja sebaik-baiknya untuk mengelola data perserta, materi kursus dan data instruktur saat kursus yang dilakukan. Semuanya diatur oleh seorang Admin.

nB : untuk logika lebih baik cara masing-masing ok!

3. Collaboration Diagram - Winbrello


Collaboration Diagram adalah suatu diagram yang memperlihatkan/menampilkan pengorganisasian interaksi yang terdapat disekitar objek (seperti halnya sequence diagram) dan hubungannya terhadap yang lainnya. Collaboration Diagram lebih menekankan kepada peran setiap objek dan bukan pada waktu penyampaian pesan/message.

Contoh : (dalam proses)


2. Sequence Diagram - Winbrello

Sequence Diagram adalah suatu diagram yang memperlihatkan/menampilkan interaksi-interaksi antar objek di dalam sistem yang disusun pada sebuah urutan atau rangkaian waktu. Interaksi antar objek tersebut termasuk pengguna, display, dan sebagainya berupa ?pesan/message?. Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan skrenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai sebuah respon dari suatu kejadian/even untuk menghasilkan output tertentu. Sequence Diagram diawali dari apa yang me-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.

Contoh Program :


Logika Program :

Pertama Mahasiswa (saya) terlebih dahulu browsing ke server situs web-nya. Pada halaman utama muncul layar login atau halaman untuk masuk. langkah pertama pada halaman tersebut adalah dipintak untuk mengisi user dan password. langkah selanjutnya atau yang kedua kita mengisi user id dan dan langkah ketiga mengisi password. Jika data user berupa pengisian user id dan password benar, kita telah memasuki halaman menu, berarti user dan pasword Validasi yaitu langkah keempat. Dan langkah kelimanya kita bisa menikmati atau bisa membuka menu utama yang ada di studentsite kita masing-masing.

Nb: untuk logika lebih baik cara masing-masing ok!

1. Class Diagram - Winbrello

Class Diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Dan  Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.


Contoh Program  :
  
logika :

Diawali membuat sistem database untuk Absen, pada kotak kedua berupa attributes yang terdiri dari mata kuliah, nama dosen, jumlah pertemuan dan jumlah kehadiran. Dan kotak selanjutnya yaitu operations yang terdiri dari add, delete, find, dan update. Demikian juga pada penbuatan sistem Mahasiswa dan Nilai. Hanya saja pada attributes mahasiswa terdiri dari nama mahasiswa, NPM, dan kelas. Dan pada new_class Nilai, attributesnya terdiri dari NPM, nama mahasiswa, mata kuliah, dan nilai yang didapat. Untuk sistem Data Dosen tak jauh berbeda hanya sistemnya sedikit berbeda, untuk attributes terdiri dari user id dan password. Dan operationsnya terdiri dari add, update dan delete seperti yang bisa dilihat ^_^.

Sabtu, 05 Maret 2011

Komponen Sistem Teknologi Informasi

Komponen-komponen Sistem Teknologi Informasi tersusun atas 6 komponen, yaitu sebagai berikut.

  1. Komponen Input ; input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi.
  2. Komponen Model ; kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang memproses data yang tersimpan di basisdata dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
  3. Komponen Output ; output informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
  4. Komponen Teknologi ; teknologi merupakan alat dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian sistem.
  5. Komponen Basis Data ; merupakan kumpulan data yang saling berhubungan yang tersimpan didalam komputer dengan menggunakan software database.
  6. Komponen Kontrol ; Pengendalian yang dirancang untuk menanggulangi gangguan terhadap sistem informasi.