Rabu, 10 Maret 2010

Inginya Kuliah (Anak Kostan)

Bacalah…
“Halo ibu. Apa kabarnya Buk sehatkan?”
“Alhamdulilah sehat. Nak.”
“Kabar Ayah gimana Buk sehat juga kan?. Dan adik juga kabarya gimana?.”
“Ayah alhamdulilah sehat juga sekarang. Ayah sekarang sudah tua, beberapa tahun lagi mungkin nggak bisa kerja lagi. Adik juga alhamdulilah juga dalam keadaan sehat, beberapa tahun lagi adik mu juga mau kuliah. Dia ingin sekali kuliah melihat semua kakak laki-lakinya sekarang kuliah.” Ibunda mengingatkan.
“Ia,XXx janji akan cepat lulus dan rajin belajar.” Padahal tak pernah belajar. “ Usaha Ibuk sekarang masih lancar?.”
“Alhamdulilah masih ada risky, untuk menyekolahkan kakak dan adikmu. Mudah-mudahan bisa sampai lulus ke tiga-tiganya.”
“Amin. Sekarang sudah dapat uang dari usaha Ibunda dan Ayah bulan ini yang terkumpul, Buk?.”
“Ada.”
“Ya?, ini Buk. Sekarang udah awal bulan dan beberapa bulan lagi bayaran uang semester ke-5.” Juga mengingatkan sekalian.
“Ia Nak, uangnya ada untuk biaya bulanan. Mungkin 3 hari lagi dikirim hari seninnya, karena hari minggu Bank tutup. Kakak mu juga tadi sudah mintak dan dikirim dia lebih dulu karena dia sudah semester akhir katanya butuh banyak biaya, insa Allah setahun lagi kalau lancar bisa lulus.” 4 1/2 tahun memeng benar setahun lagi. Tapi dilihat dari keseharianya sekarang tak mungkin bisa lulus sesui target, paling tambah setengah tahun lagi.
“ia gak apa-apa. Mudah-mudahan Kakak cepet lulus. Kalu tiga hari lagi mungkin uang ditanggan masih cukup. Lebih dari itu gak tau?.”
“Ia nak, sabar ya?. Uang yang ada dihemat dulu, nanti secepatnya Ibuk kirim.” Tak tega Ibunda mendengar anaknya tak punya lagi uang ditangan. Mulai sampai kapan pun Dia akan mebanting tulangnya, walau dihari tuanya sekarang seharusnya uang yang ditabungnya untuk anak-anaknya kuliah sudah cukup, sekarang juga bisa beristirahat pensiun dari usahanya yang melelahkan pergi ketanah suci menunaikan rukun islam sebelum dipanggil sang maha pencipta. Tapi sanyangnya ia selalu mengutamakan kepentinggan anak-anaknya yang suatu saat entah kapan bisa menbuatnya bahagia.
“Lebih cepat lebih baik, sekarang betul-betul nggak ada uang.” Sedikit mendesak.
“Ia, Ibuk janji hari senin.”
“ Ya, makasih banyak Buk. Asalamu’alaikum.” Lalu telepon ditutup. Sedikit kesal karena uang bulanan akan lewat beberapa hari, sebelum dikirim.
Pada akhirnya uang yang t’lah dijanjikan tak terkumpul walau sudah berhemat dan bekerja keras. Terpaksa harus cari pinjaman.
Hari senin …
Uangnya udah dikirim Ayah barusan. Coba di cek?. Sebuah pesan singkat, lalu jawabanya pesan singkatnya.
Lalu dicek. Makasih. Padahal tak pernah tau uang itu didapat karena pinjaman. “Bulan ini bisa pesta poya lagi karena uang yang terkirim bulan ini sudah masuk”. Seandainya di banding teman-teman kostan yang lain alhamdulilah uang bulanan selau lebih dari yang teman-teman kostan lain. Tapi tak pernah ada lebih, karena kelebihan itu akan digunakan untuk keperluan lain, seperti membeli pakainan baru untuk lebih pede kuliahnya. Dilihat teman-teman bisa disangka orang kaya, karena tiap bulan selalu pakain baru, pakaian yang dibeli di mall dengan harga yang mahal. Padahal orang tua membanting tulang hanya memikirkan supaya anaknya disana bisa tetap makan. Dia selalu takut kalau anaknya tidak makan.
Kutipan sebuah novel yang saya buat, mudah-mudahan cepat selesai AMIN. Menyadarkan teman-teman semua betapa keras orang tua kita mencari Uang untuk kita kuliah, oleh karenanya kita sebagai mahasiswa harus sedikit perihatin apa yang telah orang tua beri untuk kita. Jangan lupa belajar dengan sunguh-sungguh, lebih-lebih bagi ‘anak kostan sejati.’
Kalau ada yang komen mintak penjelasanya nanti aku kasih tau apa arti ‘anak kostan sejati’ itu?(persi ku).

Tidak ada komentar: