Kamis, 12 April 2012

Etika Berkendaran di Jalan


Mengemudi adalah suatu hal yang sering dilakukan oleh setiap orang dan kita harus mempunyai cara mengemudi yang baik untuk kenyamanan bersama di jalan raya sehingga dapat memberikan nilai plus bagi setiap pengemudi.

Sebelum kita lebih jauh lagi bercerita tentang etika berkendara hingga timbul keamanan dan kenyamanan perlu kita tinjau kembali ada 2 hal yang perlu kita ketahui hingga akan tercipta suatu kondisi yang nyaman dan selalu merasa aman dalam berkendaraan yaitu :

1.   Faktor intern (Dalam)
Faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam pribadi pengendara yaitu segala sesuatu yang menunjang hingga terciptanya rasa aman dan nyaman dalam berkendaraan ialah sikap ketika kita berkendara.

Ketika kita dituntut untuk mematuhi peraturan lalulintas yang di buat olek pihak berwenang dalam hal ini polisi lalu lintas yang dibuat tidak lain untuk terciptanya rasa aman dan nyaman dalam berkendaraan. Namun nyatanya sangat minim kesadaran pengendara untuk mematuhinya, jauh dari pada itu suatu etika yang sangat salah ketika sebuah pabrik kendaraan bermotor telah mendesain kendaraan bermotor itu dengan segala macam pertimbangan untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan dalam berkendaraan tapi banyak dari sikap pengendara yang dengan seenaknya mendesain ulang tanpa pertimbangan dan pemikiran tentang keselamatan dan kenyamanan dalam berkendara.

Suatu contoh yang sangat umum dapat kita lihat ketika tidak sedikit pengendara yang membuka kaca spion tampa memikirkan akibatnya bahwa suatu pabrik kendaraan bermoror memakia kaca spion pada kendaraan untuk kemudahan kita dalam melihat kondisi belakang kita saat dalam berkendaraan.

2.   Faktor Ekstern (Luar)
Untuk faktor ekstern yang perlu kita ketahui adalah suatu sikap yang timbul karena ada dorongan atau pengaruh dari luar. Biasanya terjadi ketika lingkungan tepat kita tinggal atau komunitas kita sedang ngetren atau asyik dalam memodif kendaraannya. Tetapi yang salah dari modif itu adalah tidak memperhatikan sama sekali terhadap keselamatan dan kenyamanan dalam berkendaraan.

Etika Berkendara Bermotor


1.    Patuhi rambu-rambu lalu lintas yang terpasang di sepanjang perjalanan.
2.    Nyalakan lampu sein saat belok dan pindah jalur, sesuaikan dengan arah yang anda inginkan.
3.    Pada malam hari dengan jalan lurus, maka nyalakan lampu besar dengan jarak dekat, jangan gunakan lampu jauh karena akan mengganggu pandangan bagi pengendara dari arah berlawanan.
4.    Nyalakan lampu dim jika anda ingin mendahului pengendara di depan Anda. Jangan nyalakan lampu dim dengan frekuensi berlebihan, karena akan memancing kemarahan dan mengganggu konsentrasi pengendara lain di depan anda.
5.    Jaga jarak aman anda, yaitu sekitar 40~100 meter pada saat anda berkendara dengan kecepatan 80~100 km/jam.
6.    Sesuaikan kecepatan kendaraan anda dengan pengendara di depan anda. Jangan terpancing pengendara lain yang berkendara kebut-kebutan.
7.    Lakukan pengereman dengan menjaga jarak aman dan hindari mengerem secara mendadak.
8.    Aktifkan klakson seperlunya. Jangan menyalakan klakson di tempat tertentu dengan rambu lalu lintas yang sudah jelas (Dilarang mengaktifkan klakson).
9.    Berikan jalan terlebih dahului bagi kendaraan-kendaraan dalam kondisi darurat, seperti: ambulance, pemadam kebakaran, mobil patroli.
10.    Gunakan lajur kanan saat anda mendahului pengendara lain dan gunakan lajur kiri saat anda berkendara dengan kecepatan normal (batas kecepatan yang disarankan, contoh 60~80 km/jam).
11.    Tetaplah pada lajur semula pada saat di jalan macet untuk menghindari kemacetan yang lebih parah.
12.    Nyalakan lampu hazard (lampu darurat) dan pasanglah segitiga pengaman pada bagian depan atau belakang kendaraan anda, sesuaikan dengan dari arah mana kendaraan lain menuju kekendaraan Anda.
13.    Jangan mendahului kendaraan lain bila Anda ragu-ragu


referensi :
1. http://juliantijuli.blogspot.com/2011/10/etika-berkendara.html
2. http://www.astraworld.com/AskAstraWorld/safety/etika.html

Kamis, 05 April 2012

Professional Etika Dosen

Dosen atau guru yang mengajar setingkat universitas adalah seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator sehingga mahasiswa dapat belajar dan atau mengembangkan potensi dan kemampuannya secara lebih optimal, melalui lembaga pendidikan, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat atau swasta. Jadi, dosen saat ini sudah merupakan suatu profesi dan harus beretika yang sebaik-baiknya.

Dan sebagai seorang dosen, sebaiknya juga selalu meningkatkan kemampuan dan kompetensi yang akan diperlukan. Tidak hanya dari ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam hal teknologi, karena keduanya selalu melakukan perkembangan setiap waktu. Jadi dapat dirumuskan bahwa etika profesionalisme merupakan ilmu atau kode etik yang telah disepakati dalam menjalankan profesi keguruan yang mengarah pada profesionalism. Profesionalisme harus didukung oleh kompetensi yang standar yang harus dikuasai oleh para profesional. Kompetensi tersebut adalah pemilikan kemampuan atau keahlian yang bersifat khusus, tingkat pendidikan minimal, dan sertifikasi keahlian haruslah dipandang perlu sebagai prasyaratnya.

Minggu, 01 April 2012

Profesional Dalam Bekerja

Mejadi seorang profesional bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk mencapainya, diperlukan usaha yang keras, karena ukuran profesionalitas seseorang akan dilihat dua sisi. Yakni teknis keterampilan atau keahlian yang dimiliki, serta hal-hal yang berhubungan dengan sifat, watak, dan kepribadiannya. Paling tidak, ada delapan syarat yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin jadi seorang professional.

1. Menguasai pekerjaan

Seorang profesional akan menjadikan dirinya sebagai problem solver (pemecah persoalan), bukannya jadi trouble maker (pencipta masalah) bagi pekerjaannya

2. Mempunyai loyalitas

Seorang professional memiliki suatu prinsip hidup bahwa apa yang dikerjakannya bukanlah suatu beban, tapi merupakan panggilan hidup.

3. Mempunyai integritas

Alangkah lucunya bila seseorang mengaku sebagai profesional, tapi dalam kenyataanya ia seorang koruptor atau manipulator?

4. Mampu bekerja keras

Sehebat-hebatnya seorang profesional, pasti tetap membutuhkan kehadiran orang lain untuk mengembangkan hidupnya. Di sinilah seorang profesional harus mampu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak

5. Mempunyai Visi

Dengan adanya visi yang jelas, seorang profesional akan dengan mudah memfokuskan terhadap apa yang ia pikirkan, lakukan, dan ia kerjakan

6. Mempunyai kebanggaan

Komitmen yang didasari oleh munculnya rasa bangga terhadap profesi dan jabatannya akan menggerakkan seorang profesional untuk mencari dan hal-hal yang lebih baik, dan senantiasa memberikan kontribusi yang besar terhadap apa yang ia lakukan.

7. Mempunyai komitmen

Seseorang tidak akan mengorbankan idealismenya sebagai seorang profesional hanya disebabkan oleh hasutan harta, pangkat dan jabatan. Bahkan bisa jadi, bagi seorang profesional, lebih baik mengorbankan harta, jabatan, pangkat asalkan nilai-nilai yang ada dalam profesinya tidak hilang.

8. Mempunyai Motivasi

Seorang professional harus mampu menjadi motivator bagi dirinya sendiri.

Jadi dapat disimpulkan bahwa profesionalisme dalam bekerja merupakan kompetensi, keyakinan, pandangan positif dan ilmu atau kode etik yang telah disepakati dalam menjalankan profesi bekerja yang mengarah pada profesionalisme.


sumber : (doc) Syarat-syarat Menjadi Professional