Api, perapian itu bagai cintaku...
Membara abadi dalam malam, berwarna merah hatiku
Menjilat-jilat bukti ketangguhanku hadapi rintangan
Kayu-kayu itu ditemukan dalam pertemuan takdir
Jadi awal penuh kehangatan gelora asmara.
Dan perjumpaan dibatasi waktu, sinarnya pun redup
“Pergi kau api,” semangat cintaku
Asap hitam putih, berakhir kini jadi arang dan abu
Tak berguna namun jadi kenangan
Indah...
“Oh, indah sekali.” Bisiknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar