Rabu, 13 Oktober 2010

TUNGKU...

Api, perapian itu bagai cintaku...

Membara abadi dalam malam, berwarna merah hatiku

Menjilat-jilat bukti ketangguhanku hadapi rintangan

Kayu-kayu itu ditemukan dalam pertemuan takdir

Jadi awal penuh kehangatan gelora asmara.


Dan perjumpaan dibatasi waktu, sinarnya pun redup

“Pergi kau api,” semangat cintaku

Asap hitam putih, berakhir kini jadi arang dan abu

Tak berguna namun jadi kenangan

Indah...

“Oh, indah sekali.” Bisiknya



Tidak ada komentar: