Sabtu, 06 November 2010

Katakan Tidak Untuk ‘ SMOKING’



Bagian 1:

Aku baru saja lulus SMA beberpa waktu yang lalu. Dan saatnya aku menginjak bangku kuliah. Orangtuaku mampu untuk menyekolahkan ke PerguruanTinggi. Aku sangat senang sekali. Beberapa hari lagi pengumumam hasil tes Perguruan Tinggi Suasta di umumkan. Aku sangat yakin sekali lulus, jebol, atau keterima kuliah di salah satu Univeristas Suasta di Jakarta. Setelah sebelumnya ikut tes formalitas.
Dan akhirnya aku dinyatakan lulus…

Banyak teman-teman se-SMA satu Daerah, yang lebih pintar tak melanjutkan sekolahnya. Melanjutkan ke Perguruan Tinggi seperti diriku karena keterbatasan materi. Jadi, betapa bangganya aku. Dan lebih dari itu. Aku bisa memilih sendiri sekolah di Universitas mana yang ku sukai. Dan juga aku di bebas memilih sekolah diluar Kota. Yang jauh dari keberadaanku sebelumnya. Tak tanggung-tanggung, dari Kota kecil setingkat Kabupaten di pesisir pulau Sumatra ke Ibukota Negara.

Pada awalnya…

Pertamanya_ ku hanya coba-coba merokok. Waktu itu aku masih SMP. Dan saat kelas tiga SMP lebih tepat aku telah menjadi seseorang g perokok aktif. Mungkin karena pergaulan bersama teman-temanku penyebat terbesarnya membuat terjerumus menjadi ikut-ikutan merokok. Tapi mereka tak sepenuhnya bisa ku salahkan. Aku juga salah. Tampa mereka ajak pun mungkin ku akan mencobanya sendiri. Banyak alasanya, termasuk mudah sekali mendapatkannya. Dengan membelinya dimana pun ada. Anak SD pun juga bisa mendapatkannya. Buktinya, Wawan temanku yang masih kelas 4 SD dengan mudahnya membeli diwarung-warung terdekat.

Dan hingga masuk SMA, Ayah dan Ibuku tidak menggetahui kalau aku adalah seorang anak yang suka merokok. Memang penyebabnya! Mereka terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan kantornya masing-masing. Bisa dibanyangkan kalau sampai ketahuan, aku akan dimarahi habis-habisan dan mungkin aku tak bakal di sekolahkan ke perguruan tinggi. Aku sadar kalau Orangtuaku peduli dengan masa depanku, kalaupun mereka tahu mereka pasti masih menginginkan aku melanjutkan sekolah. Tetapi hebatnya aku, hingga aku lulus SMA_ kebetulan dengan nilai hasil UN setandar, pas-pasan. Untuk lulus saja. Sepertinya kedua orang tuaku tidak mengetahuinya. Hanya kadang-kadang mereka curiga. Tapi aku selalu punya banyak alasan untuk menyakalnya. Sepertinya selalu sukses… 

Tidak ada komentar: